Campur Aduk Bagaikan Sampah

Friday, December 19, 2014

Kemendikbud Buka Lowongan CPNS Formasi Khusus SM-3T

Jakarta, Kemendikbud - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan 29 kabupaten di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) membuka kesempatan bagi Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pasca Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Formasi ini dibuka khusus bagi para lulusan PPG setelah mengikuti program SM-3T untuk diangkat sebagai CPNS di daerah dengan jabatan tenaga fungsional guru.
Para pelamar yang lulus akan ditempatkan di salah satu dari 29 kabupaten. Beberapa kabupaten tersebut antara lain Kabupaten Aceh Singkil, Flores Timur, Alor, Kupang, Raja Ampat, Sorong, Manokwari, Rote Ndao, dan Sumba Timur. Pendaftaran dibuka untuk mengisi 1.000 lowongan formasi untuk kebutuhan tenaga pendidik di daerah 3T tersebut. Pelamar dapat mendaftar maksimal tiga pilihan kabupaten, dengan ketentuan jabatan yang dilamar tersedia pada kabupaten lainnya, dan urutan pilihan menyatakan urutan prioritas lamaran.
Terdapat 25 formasi jabatan guru dari 1.000 lowongan untuk formasi khusus SM-3T. Jabatan tersebut antara lain Guru Bahasa Indonesia Pertama (SMP, SMA, SMK), Guru Biologi Pertama (SMA), Guru IPS Pertama (SMP), Guru Kelas SLB Pertama (SLB), Guru Seni Budaya Pertama (SMP, SMA, SMK), Guru Teknik Elektronika Pertama (SMK), dan Guru TK PAUD Pertama.
Pelamar wajib melakukan pendaftaran/registrasi secara online terlebih dahulu di portal nasional dengan alamat http://panselnas.menpan.go.id. dengan memasukkan NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, tempat lahir, tanggal lahir, alamat email dan password serta pilihan intansi yang dituju  (pastikan bahwa instansi yang dituju adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Setelah 24 jam sejak mendapat email konfirmasi dari Panselnas berupa username dan password, pelamar melanjutkan proses pendaftaran melalui laman CPNS Kemdikbud dengan alamat http://cpns.kemdikbud.go.id.
Proses seleksi dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa Tes Kompetensi Dasar (TKD). Tes ini dilaksanakan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT), dengan cakupan materi meliputi Tes Wawasan Kebangsaan, Tes Inteligensia Umum, dan Tes Karakteristik Pribadi. Tahap kedua adalah seleksi administrasi bagi pelamar yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan pada Tes Kompetensi Dasar (TKD).
TKD bagi formasi khusus SM-3T awalnya dijadwalkan pada 23 - 24 Desember 2014. Mengingat masih adanya masalah teknis pendaftaran peserta, maka pelaksanaan seleksi TKD ditunda menjadi tanggal 19 - 20 Januari 2015. Para pelamar yang dinyatakan lulus, harus bersedia ditempatkan di satu dari 29 kabupaten minimal selama lima tahun atau sesuai dengan ketetapan di daerah masing-masing.

Sumber: 

kemdiknas.go.id 

Monday, November 24, 2014

Meluruskan Sejarah Tokoh Pendiri Kabupaten Gayo Lues

Oleh Drs. Buniyamin  S (Pemerhati Sejarah Gayo)  

SEJARAH
adalah sejarah. Sejarah akan tetap menjadi sejarah walau tergilas oleh kemajuan sains dan technologi. Sejarah akan tetap tegak dan mampu bersuara disetiap saat atas fakta dan data otentik. Sejarah tidak akan pernah terhapus dan lenyap walaupun dia dijadikan bargening politik untuk tujuan kekuasaan.
Dalam sejarah, sejarawan atau siapapun tidak dibenarkan menambah dan mengurangi kebenaran sejarah. Pencatatan-pengenangan sejarah juga tidak diperbolehkan atas dasar suka atau tidak suka kepada seseorang.
Panitia Persiapan Peningkatan Status Pembantu Bupati Gayo Lues Blangkejeren Aceh Tenggara, sesuai SK Bupati Aceh Tenggara, No. 05/1998, tanggal 26 Januari 1998
Tulisan ini akan membuka fakta awal berdirinya Kabupaten Gayo Lues, walaupun diakui fakta-fakta lain muncul sesudah fakta awal itu terjadi. Sejarah berdirinya Kabupaten Gayo Lues tidak terlepas dari keberadaan sebuah organisasi keagamaan yaitu Al-Jam’iyatul Washliyah. Ketika Pimpinan Daerah Al-Jam’iyatul Washliyah untuk pertama sekali berdiri di Gayo Lues pada tahun 1997, pada acara pelantikan pengurusnya yang diketua oleh H. Muhammmad Sulthan dengan sekretaris Drs. Buniyamin S, oleh Pimpinan Wilayah Jam’iyatul Washliyah Provinsi Aceh, almarhum Drs. H, M Kaoy Syah yang juga anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan saat itu dalam kata sambutannya mengatakan dan meminta kepada semua elemen masyarakat Gayo Lues untuk saatnya memikirkan Gayo Lues agar dapat menjadi sebuah kabupaten sendiri.
Dalam penjelasannya Kaoy Syah  mengatakan beberapa pertimbangan, diantaranya kalau ada orang luar berkunjung ke Blangkejeren-Gayo Lues baik dari arah Aceh Tenggara maupun Aceh Tengah, maka oarang tersebut mengira kalau Gayo Lues adalah sebuah daerah-kabupaten sendiri karena rentang daerah yang cukup jauh dengan daerah lainnya.
Pertimbangan lain Gayo Lues memiliki wilayah yang cukup luas yang menyebabkan layanan pemerintahan dengan ibu kota Aceh Tenggara mengalamai kendala sehingga pemerataan pembangunan tidak dapat berjalan efektif. Dikatakan, Gayo Lues dengan Aceh Tenggara memiliki suku, budaya dan bahasa yang berbeda maka layak masing-masing mengurus rumah tangganya sendiri-sendiri, agar pelayana kepada masyarakat terpenuhi dan pemerataan pembangunan bisa tercapai.
Berselang satu minggu dari acara tersebut, pada tanggal 28 November 1997 jam 20.00 beberapa tokoh berkumpul di Kantor Pimpinan Daerah Jam’iyatul Washliyah Gayo Lues, yang hadir saat itu adalah, Drs. Ma’at Husin, H. Abdullah Wirasaslihin, AK Wijaya, H. Husin Sabli, H.M Saleh Adamy dan Drs. Buniyamin S. Dalam pertemuan pertama ini dibahas dari masukan yang diberikan Pimpinan Wilayah Al-Jam’iyatul Washliyah, Drs. H. M Kaoy Syah tentang kemungkinan diperjuangkannya Gayo Lues menjadi kabupaten sendiri. Selain itu menentukan waktu pertemuan selanjutnya dan menginventaris tokoh-tokoh yang akan diundang.
Pada tanggal 23 Desember 1997 digelarlah pertemuan kedua dengan mengundang lima belas tokoh Gayo Lues bertempat di di Kantor PD Al-Jam’iyatul Washliyah Gayo Lues Jalan Kutapanjang No. 1 Blangkejeren, namun yang hadir saat itu hanya delapan orang. Mereka tersebut adalah, Drs. Ma’at Husin, H. Abdullah Wirasalihin, H. Husin Sabli, AK Wijaya, H. M. saleh Adamy, H.M Yacob Mas. Sahudin Tamin dan Drs. Buniyamin S.
Keesokan harinya tanggal 24 Desember 1997, pukul 10.35 ditetapkanlah dalam sebuah keputusan Panitia Persiapan Peningkatan Status Pembantu Bupati Gayo Lues Blangkejeren Aceh Tenggara dengan Ketua Drs. Ma’at Husin, Wakil ketua H. Husin Sabli, wakil ketua H. Abdullah Wirasalihin, wakil Ketua AK Wijaya, wakil ketua Sahudin Tamin. Sekretaris H.M Saleh Adamy, wakil sekretaris Drs. Buniyamin S dan bendahara H.M Yacob Mas.
Setelah ditetapkannya panitia tersebut terjadi pro kontra diantara sejumlah tokoh, baik tokoh Gayo Lues maupun tokoh-tokoh dari Tanah Alas Aceh Tenggara. Tokoh Aceh Tenggara saat itu dinilai wajar menantang usaha dari tokoh-tokoh Gayo Lues ini. Tantangan gencar juga dilakukan tokoh-tokoh Gayo Lues. Saat itu beberapa tokoh mengatakan usaha yang dilakukan tersebut adalah menantang arus, juga dinilai panitia tersebut adalah pekerjaan tokoh-tokoh yang tidak memiliki pekerjaan, malah dijuluki dengan sebutan “Singa Ompong”.
Dengan tidak mengindahkan cercaan dan makian, panitia berjalan pasti. Maka pada tanggal 26 januari 1998 keluarlah Surat keputusan Bupati Aceh Tenggara atas usulan Panitia daerah dengan no SK. 05/1998 tahun 1998 tentang Susunan Pantia Persiapan Peningkatan Status Pembantu Bupati Gayo Lues Blangkejeren Aceh Tenggara yang ditandatangani oleh Bupati Aceh Tenggara, Drs. H. Syahbudin BP. Dengan komposisi. Ketua Drs. Ma’at Husin, wakil H. Husin Sabli, wakil H. Abdullah Wirasalihin, wakil AK wijaya, wakil Sahudin Tamin. Sekretaris H.M Saleh Adami. Wakil sekretis Drs. Buniyamin S dan bendahara, H.M. Yacob Mas.
Dengan keluarnya SK Bupati Aceh Tenggara tersebut, maka panitia mengeluarkan mandat no.03/PPPS/PBGL/AT/II/1998 tentang penetapan Perwakilan Panitia di luar daerah, diantaranya untuk Banda Aceh, H. MZ Abidin. Ir. Saidi Hasan Porang dan Drs. TA Karim Sabdin. Medan, H. Sahudin Tamin. Ir. Jalaludin Daud dan Drs. Zulkifli. Jakarta, Drs. Ridwan Salam, Drs. Abdul Gafar. Takengon, Drs. Aminudin MS, Ir. Ibrahim dan Sabdin. Kutacane, H. Husin Sabli, H.M Yacob Mas dan H.M Syarif Senarebung.
Dengan keluarnya SK dari Bupati Aceh Tenggara, bagi sebagian tokok Gayo Lues yang selama ini menantang usaha tersebut berbalik arah mendukung Pantia Persiapan tersebut dan adanya usaha penggeseran komposisi kepanitiaan yang telah disahkan oleh Drs. H. Syahbuddin BP, karena telah dinilai perjuangan tersebut legal.
Karena Bupati Aceh Tenggara tidak berkenan merubah komposisi kepanitiaan, maka Pembantu Bupati Gayo Lues, Drs. Syamsul Bahri mengeluarkan SK Pengukuhan sekaligus penambahan Panitia Persiapan Peningkatan Status Wilayah Kerja Pembantu Bupati Gayo Lues No. 14.a/tahun 1998 tanggal 1 Desember 1998 dengan susunan, Ketua Drs, Maat Husin, wakil H Husin Sabli, wakil H. Abdullah Wirasalihin, wakil AK Wijaya, wakil H. Sahudin Tamin, Sekretaris H.M Saleh Adamy, wakil sekretaris M Arifin Ismail, wakil sekretaris Hardansyah, bendahara H.M Yacob Mas wakil bendahara H. Samin Dopot, wakil bendahara Muhammad Cane. Sebagian kalangan menilai SK tersebut illegal karena membuat SK lain walaupun sifatnya pengukuhan yang seharusnya tidak ada pencopotan dan penambahan personil dari SK Bupati sebelumnya. Panitia ini dilengkapi dengan sejumlah biro.
Dari perjalanan sejarah tersebut perlu beberapa catatan bahwa para penyumbang dana perdana sebelum keluarnya SK Bupati tentang personil Panitia tersebut adalah, Awalaudin S.Ag,  kertas HVS dua  rim dan clover enam lembar.
Selanjutnya Awalaudin Aman Tika Rp, 100 ribu. Salim Penggalangan warung nasi Rp. 20 ribu, Ujang Nusantara Rp. 20 ribu dan Mefraedy Taylor Rp. 20 ribu. Dana inilah dijadikan modal awal untuk membuat Bulletin Leuser Expres dengan pimpinan redaksinya Drs. Buniyamin S dan Pimpinan Umum Sahril AW, yang dijual kepada masyarakat. Bulletin ini sempat terbit tiga kali. Terbit perdana mendapat pemasukan Rp. 800 ribu, terbit kedua Rp. 1.400.000,- dan terbit ketiga Rp. 1.800.000,-.
Sementara penyumbang pertama terbesar adalah Drs. Abdul Gafar sebesar Rp. 500.000,- Yang tidak bisa dipungkiri bahwa dana pemekaran selanjutnya melibatkan seluruh masyarakat Gayo Lues, mulai dari para petani, pedagang, kontraktor dan pegawai negeri sipil.

Sumber: http://www.lintasgayo.com (tanggal 14 April 2013)  

Sunday, November 23, 2014

Ronny Lukito - "Bos" Eiger, Produk Lokal yang Mendunia

Biografi Ronny Lukito - Pemilik Eiger IndonesiaBagi pecinta alam, tentu tak asing dengan nama Eiger. Sebuah produk peralatan outdor dan tas yang banyak digemari pecinta alam maupun anak muda karena kualitas dan ketahanannya. Meski namanya Eiger, merek ini merupakan merek asli Indonesia. Eiger didirikan oleh Ronny Lukito seorang pengusaha tas yang lahir pada tanggal 15 Januari 1962 di Bandung, Ronny Lukito adalah anak ketiga dari enam bersaudara. Ia satu-satunya anak laki-laki yang lainnya adalah perempuan dalam keluarga pasangan Lukman Lukito – Kumiasih. Ronny berdarah campuran Buton, Sumatera dan Jakarta itu mempunyai orang tua yang menyambung hidup dengan cara berjualan tas. Ronny Lukito adalah seorang anak dari keluarga yang memprihatinkan. Orangtuanya bukanlah dari kaum berada. Di masa remajanya Ronny tinggal di Bandung. Dia adalah sebuah sosok pemuda yang rajin dan tekun, dia bukan seorang lulusan perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta favorit, dia hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi Menengah).

Sebenarnya dia sangat ingin sekali melanjutkan studinya di salah satu perguruan tinggi swasta terfavorit di Bandung, namun keinginannya itu tidak menjadi kenyataan karena terbentur masalah keuangan. Semenjak bersekolah di STM Ronny terbiasa berjualan susu yang dibungkus dengan plastik kecil, diikat dengan karet dan kemudian dia jual ke rumah-rumah tetangga dengan sepeda motor miliknya. Masa remaja Ronny di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan dan kerja keras yang jauh dari kehidupan serba ada. Hidup ditengah keluarga yang pas-pasan, tidak membuat Ronny menyerah pada keadaan. Orang tuanya yang memiliki toko kecil khusus menjual tas, membuat Ronny terbiasa melihat secara langsung proses produksi sebuah tas. Bahkan Ia beserta saudaranya sering terjun langsung membantu orangtuanya dalam menjalankan bisnis tersebut. Dari mulai proses packing tas, merapikan tas-tas yang di display, serta menjadi kasir ketika ada pembeli yang membayar. Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal Ronny untuk membuka Peluang bisnis tas, mengikuti jejak kedua orang tuanya. Saat masih remaja sebenarnya Ronny tak berpikiran untuk menjadi pengusaha. Ayahnya pun tak pernah mengarahkan Ronny agar menjadi pengusaha. Namun setamat STM, ia harus berpikir realistis dalam melihat perekonomian keluarga. Ia kan memprioritaskan membantu orangtuanya jualan di toko.

Sejak tahun 1976, ketika Ronny duduk di bangku STM, toko ayahnya tersebut mulai menjual tas hasil karya sendiri. Saat itu merek tas produknya bernama Butterfly. Nama ini diambil dari merek mesin jahit buatan China yang mereka pakai. Ronny sendiri membantu membeli bahan ke toko tertentu atau mengantarkan barang dagangan ke pelanggan mereka. Malahan, sebelum berangkat sekolah, Ronny jualan susu. Setelah pulang sekolah, Ronny kerja di bengkel motor sebagai montir. Jiwa entrepreneur yang dimilikinya sejak duduk dibangku sekolah, membuat lelaki kelahiran Bandung ini mudah menyerap ilmu dari ayahnya. Tak lama setelah bekerja di toko milik sang ayah, Ia pun memulai peluang bisnis pembuatan tas sendiri.

Pabrik Eiger Indonesia

Tahun 1979, Ronny ingin kuliah, seperti impiannya selama ini. Namun dia melihat bahwa orangtuanya tidak sanggup membiayai dirinya kuliah. Oleh sebab itu, dia membantu perekonomian keluarga. Ronny mulai mengembangkan bisnis tersebut. dia mulai memasukkan tasnya ke Matahari. Meski hanya mendapatkan order sedikit Ronny kembangkan usahanya terus menerus. Dengan modal kurang dari satu juta rupiah, Ronny membeli dua mesin jahit, peralatan jahit, dan sedikit bahan baku pembuatan tas. Dibantu dengan satu orang pegawai bernama Mang Uwon, Ronny memproduksi tas. sekitar tahun 83-84 Ronny berkeinginan memasukkan produk ke Matahari, saat di awal awal mengajukan sebagai pemasok itu, Ronny ditolak terus oleh bagian pembelian, baru sampai mengajukan ke 13, permohonan ronny memasukkan Produk tasnya diterima, saat itu pun, nilai tas yang dijual tidak sampai 300 ribu.

Ronny terjun sendiri ke daerah-daerah untuk mencari mitra-mitra pengecer baru guna membuka pasar baru. Ia rajin keliling daerah. Dia membuang kemalasan dan sadar bahwa masa depannya ditentukan pada momen itu. Dia berangkat ke kota-kota lain untuk mempromosikan dan membangun jaringan pemasaran. Walaupun masih dalam tahap awal memulai usaha, ia merasa tidak begitu menguasai pengetahuan dunia usaha dan pemasaran sehingga ia putuskan untuk menggunakan jasa seorang konsultan. Ronny banyak belajar secara privat mengenai pengetahuan manajemen dan juga mengambil kursus manajemen keuangan. Bila ada seminar atau kursus yang menurutnya bagus, Ronny juga berusaha untuk menghadirinya. Membaca buku-buku yang relevan untuk pengembangan diri juga terus dilakukan.

Produk Eiger
Pada tahun 1984, akhirnya Ronny membeli rumah tambahan seluas 600m2 untuk menambah ruang produksinya. 2 tahun kemudian tahun 1986 Ronny membeli tanah seluas 6000m2 untuk menambah lagi ruang produksi. Setelah menikah tahun 1986, dia merekrut marketing professional. Dengan perjuangan yang gigih dan tak mengenal lelah, dia mengetahui peluang pasar karena dia tahu persis luar dalam bisnis tas ini termasuk hal-hal di lapangan, dia tahu kendala apa saja dan lika liku di lapangan. Akhirnya cita-cita Ronny untuk menjadi pemain terbesar di dalam bisnis tas tercapai. Mulai dari Matahari, Ramayana, Gunung Agung, Gramedia, dan dept. store besar lainnya menjual produk Ronny seperti Eiger, Export atau Bodypack. Kalangan praktisi bisnis tas pasti tahu bahwa kini B&B Inc. milik Ronny merupakan salah satu perusahaan nasional terbesar. Tak berhenti di situ, sekarang perusahaan Ronny juga sudah memproduksi jenis lain seperti dompet, sarung handphone, dan berbagai jenis produk lain. Salah satu kebiasaan Ronny yang baik adalah kemauannya untuk belajar dan mengembangkan diri. Ia tak merasa malu atau gengsi untuk bertanya bila memang ia tidak tahu. Dengan cara inilah dia bisa berkembang dan sukses sampai sekarang.

Eiger pertama kali diproduksi pada tahun 1993. Nama Eiger sendiri diambil dari nama Gunung Eiger di Swiss dan dicetuskan oleh pemilik Eiger, Ronny Lukito. Eiger ditujukan untuk peralatan kegiatan outdoor, seperti mendaki gunung, kemah, panjat tebing dan aktifitas lainnya yang masih menyangkut masalah kegiatan luar. Ketekunan dan kerja kerasnya dalam menjalankan usaha, mengantarkan lelaki lulusan STM ini menjadi pengusaha sukses yang luar biasa. Terbukti bukan hanya berhasil membawa tas merek exsport hingga mancanegara, namun kini dibawah naungan B&B Inc. Ronny berhasil membawahi empat anak perusahaan besar antara lain PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI), PT. Eigerindo MPI, PT. EMPI Senajaya dan CV Persada Abadi. Sederet merek tas ternekal pun, menjadi bukti nyata keberhasilan Ronny Lukito dalam menguasai pasar tas baik lokal maupun internasional. Membidik berbagai segmen pasar, Ronny pun mengembangkan sayapnya dengan memasarkan merek Eiger, Exsport, Neosack, Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica serta Broklyn. Tak berhenti di situ, sekarang perusahaan Ronny juga sudah memproduksi jenis lain seperti dompet, sarung handphone, dan berbagai jenis produk lain. Salah satu kebiasaan Ronny yang baik adalah kemauannya untuk belajar dan mengembangkan diri. Ia tak merasa malu atau gengsi untuk bertanya bila memang ia tidak tahu. Dengan cara inilah dia bisa berkembang dan sukses sampai sekarang.

Merk Produk dari Perusahaan Ronny Lukito
logo eiger

PT. Eksonindo Multi Product Industry milik Ronny Lukito telah berhasil membuat beberapa merk yang menguasai pasaran Indonesia dan luar negeri, seperti Libanon, Singapura, Filipina, dan Jepang. Masing-masing merk punya ciri khas dan target pasar yang berbeda. Merk tersebut diantaranya adalah:

Eiger
Eiger lahir tahun 1993. Nama Eiger yang diambil dari nama Gunung Eiger di Swiss dan dicetuskan oleh pemilik Eiger, Ronny Lukito. Eiger ditujukan untuk peralatan kegiatan outdoor, seperti mendaki gunung, kemah, panjat tebing dan aktifitas lainnya yang masih menyangkut masalah kegiatan luar.Saat pertama kali dibentuk, Eiger memulai dengan tas. Saat itu Eiger belum memiliki toko hanya sebatas rumah kontrakan yang difungsikan sebagai kantor. Pada tahun 1998 Eiger baru memproduksi produknya sendiri. Dengan diawali 2 tukang jahit kini Eiger sudah memiliki 800 penjahit dengan pabrik di Soreang, Bandung.

Exsport
Dengan melihat perkembangan tersebut perusahaan ini mulai membangun tempat produksi yang lebih luas di wilayah Kopo Bandung dengan areal 6.000 meter persegi serta diluncurkannya tas dengan mrek Exxon. Kemudian Ronny Lukito baru mengetahui bahwa kalau nama ini identik dengan nama perusahaan minyak Exxon Mobil Corporation, maka tak lama kemudian nama tersebut diganti dengan Exsport yang merupakan penggalan dari kata Export dan Sport. Pasaran Exsport ditujukan untuk anak muda khususnya remaja putri, dengan ciri warna dan desain yang khas.

Bodypack
Bodypack adalah produk desain yang difokuskan untuk menunjang aktivitas keseharian dunia modern yang tidak terlepas dari dunia teknologi digital di kalangan muda atau yang berjiwa muda. Baik ke kampus atau ke kantor dengan membawa laptop atau gadget lain yang sudah merupakan bagian dalam kesehariannya, melakukan perjalanan bisnis ke luar kota atau manca negara atau menyalurkan hobi memotret, Bodypack senantiasa terdepan di dalam memadukan kebutuhan konsumen secara spesifik dengan design style terkini yang semakin digemari oleh masyarakat luas. Bodypack: Digital Life Style!

Neosack
Neosack lebih ditujukan untuk tas perlengkapan sekolah untuk target remaja SLTP dan SMU.

XTREME
Xtreme adalah produk yang ditujukan untuk memenuhi kebutukan pengendara motor khsusnya pria, mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dengan tagline "The Ultimate Riding Gear", produk-produk Xtreme dibuat sesuai fungsi dan kebutuhan pengendara motor. tas XTREME sendiri memiliki disain Macho dan melambangkan ketangguhan pemakainya.

Nordwand
Senada dengan produk Eiger, Nordwand adalah produk yang ditargetkan untuk para petualang, dengan harga yang setingkat dibawah produk Eiger.

Setiap tahun, perusahaan ini memproduksi 2.500.000 tas dengan 8.000 desain yang berbeda, yang mereka harapkan akan merajai pasaran. Dengan dikeluarkannya bermacam-macam merk dengan fungsi dan nama yang lebih spesifik, diharapkan produk mereka tidak saling memakan dipasaran antara produk yang satu dengan yang lainnya. Maka tas yang dipakai untuk kegiatan naik gunung tentu akan berbeda pula. Model-model yang sedang tren di blantika mode internasional menjadi acuan perusahaan ini dalam mengeluarkan produk terbaru. Dengan dukungan para desainer jebolan dari berbagai macam universitas seperti diantaranya, ITB maupun Universitas Trisakti. Perusahaan ini setiap bulan setidaknya mampu mengeluarkan 40 model tas dan produk lainnya.

Wednesday, November 5, 2014

Shalahuddin Al-Ayyubi: Macan Perang Salib

Shalahuddin Al-Ayyubi sebenarnya hanya nama julukan dari Yusuf bin Najmuddin. Shalahuddin merupakan nama gelarnya, sedangkan al-Ayyubi nisbah keluarganya. Beliau sendiri dilahirkan pada tahun 532 H/ 1138 M di Tikrit, sebuah wilayah Kurdi di utara Iraq. Sejak kecil Shalahuddin sudah mengenal kerasnya kehidupan.
Pada usia 14 tahun, Shalahuddin ikut kaum kerabatnya ke Damaskus, menjadi tentara Sultan Nuruddin, penguasa Suriah waktu itu. Karenan memang pemberani, pangkatnya naik setelah tentara Zangi yang dipimpin oleh pamannya sendiri, Shirkuh, berhasil memukul mundur pasukan Salib (crusaders) dari perbatasan Mesir dalam serangkaian pertempuran.

Pada tahun 1169, Shalahuddin diangkat menjadi panglima dan gubernur (wazir) menggantikan pamannya yang wafat. Setelah berhasil mengadakan pemulihan dan penataan kembali sistem perekonomian dan pertahanan Mesir, Shalahuddin mulai menyusun strateginya untuk membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman tentara Salib.

Shalahuddin terkenal sebagai penguasa yang menunaikan kebenaran—bahkan memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Tepat pada bulan September 1174, Shalahuddin menekan penguasa Dinasti Fatimiyyah supaya tunduk dan patuh pada Khalifah Daulat Abbasiyyah di Baghdad. Belom cukup sampai di situ, tiga tahun kemudian, sesudah kematian Sultan Nuruddin, Shalahuddin melebarkan sayap kekuasaannya ke Suriah dan utara Mesopotamia.

Satu persatu wilayah penting berhasil dikuasinya: Damaskus (pada tahun 1174), Aleppo atau Halb (1138) dan Mosul (1186). Sebagaimana diketahui, berkat perjanjian yang ditandatangani oleh Khalifah Umar bin Khattab dan Uskup Sophronius menyusul jatuhnya Antioch, Damaskus, dan Yerusalem pada tahun 636 M, orang-orang Islam, Yahudi dan Nasrani hidup rukun dan damai di Suriah dan Palestina.

Mereka bebas dan aman menjalankan ajaran agama masing-masing di kota suci tersebut. Perang Salib Namun kerukunan yang telah berlangsung selama lebih 460 tahun itu kemudian porak-poranda akibat berbagai hasutan dan fitnah yang digembar-gemborkan oleh seorang patriarch bernama Ermite.

Provokator ini berhasil mengobarkan semangat Paus Urbanus yang lantas mengirim ratusan ribu orang ke Yerusalem untuk Perang Salib Pertama. Kota suci ini berhasil mereka rebut pada tahun 1099.

Ratusan ribu orang Islam dibunuh dengan kejam dan biadab, sebagaimana mereka akui sendiri: “In Solomon’s Porch and in his temple, our men rode in the blood of the Saracens up to the knees of their horses.” Menyadari betapa pentingnya kedudukan Baitul Maqdis bagi ummat Islam dan mendengar kezaliman orang-orang Kristen di sana, maka pada tahun 1187 Shalahuddin memimpin serangan ke Yerusalem. Orang Kristen mencatatnya sebagai Perang Salib ke-2.

Pasukan Shalahuddin berhasil mengalahkan tentara Kristen dalam sebuah pertempuran sengit di Hittin, Galilee pada 4 July 1187. Dua bulan kemudian (Oktober tahun yang sama), Baitul Maqdis berhasil direbut kembali.

Berita jatuhnya Yerusalem menggegerkan seluruh dunia Kristen dan Eropa khususnya. Pada tahun 1189 tentara Kristen melancarkan serangan balik (Perang Salib ke-3), dipimpin langsung oleh Kaisar Jerman Frederick Barbarossa, Raja Prancis Philip Augustus dan Raja Inggris Richard ‘the Lion Heart’. Perang berlangsung cukup lama. Baitul Maqdis berhasil dipertahankan, dan gencatan senjata akhirnya disepakati oleh kedua-belah pihak.

Pada tahun 1192 Shalahuddin dan Raja Richard menandatangani perjanjian damai yang isinya membagi wilayah Palestina menjadi dua: daerah pesisir Laut Tengah bagi orang Kristen, sedangkan daerah perkotaan untuk orang Islam; namun demikian kedua-belah pihak boleh berkunjung ke daerah lain dengan aman.

Setahun kemudian, tepatnya pada 4 Maret 1193, Shalahuddin menghembuskan nafasnya yang terakhir. Ketika meninggal dunia di Damaskus, Shalahuddin tidak memiliki harta benda yang berarti. Padahal beliau adalah seorang pemimpin. Tapi hal baik yang ditinggalkan oleh orang baik selalu akan menjadi bagian kehidupan selamanya.

Kontribusinya buat Islam sungguh tidak pernah bisa diukur dengan apapun di dunia ini. Parcel untuk Musuh Banyak kisah-kisah unik dan menarik seputar Shalahuddin al-Ayyubi yang layak dijadikan teladan, terutama sikap ksatria dan kemuliaan hatinya. Di tengah suasana perang, ia berkali-kali mengirimkan es dan buah-buahan untuk Raja Richard yang saat itu jatuh sakit.

Ketika menaklukkan Kairo, ia tidak serta-merta mengusir keluarga Dinasti Fatimiyyah dari istana-istana mereka. Ia menunggu sampai raja mereka wafat, baru kemudian anggota keluarganya diantar ke tempat pengasingan mereka. Gerbang kota tempat benteng istana dibuka untuk umum. Rakyat dibolehkan tinggal di kawasan yang dahulunya khusus untuk para bangsawan Bani Fatimiyyah. Di Kairo, ia bukan hanya membangun masjid dan benteng, tapi juga sekolah, rumah-sakit dan bahkan gereja.

Shalahuddin juga dikenal sebagai orang yang saleh dan wara‘. Ia tidak pernah meninggalkan salat fardu dan gemar salat berjamaah. Bahkan ketika sakit keras pun ia tetap berpuasa, walaupun dokter menasihatinya supaya berbuka. “Aku tidak tahu bila ajal akan menemuiku,” katanya. Shalahuddin amat dekat dan sangat dicintai oleh rakyatnya. Ia menetapkan hari Senin dan Selasa sebagai waktu tatap muka dan menerima siapa saja yang memerlukan bantuannya. Ia tidak nepotis atau pilih kasih.

Pernah seorang lelaki mengadukan perihal keponakannya, Taqiyyuddin. Shalahuddin langsung memanggil anak saudaranya itu untuk dimintai keterangan. Pernah juga suatu kali ada yang membuat tuduhan kepadanya. Walaupun tuduhan tersebut terbukti tidak berdasar sama sekali, Shalahuddin tidak marah. Ia bahkan menghadiahkan orang yang menuduhnya itu sehelai jubah dan beberapa pemberian lain. Ia memang gemar menyedekahkan apa saja yang dimilikinya dan memberikan hadiah kepada orang lain, khususnya tamu-tamunya. Ia juga dikenal sangat lembut hati, bahkan kepada pelayannya sekalipun. Pernah ketika ia sangat kehausan dan minta dibawakan segelas air, pembantunya menyuguhkan air yang agak panas. Tanpa menunjukkan kemarahan ia terus meminumnya. Kezuhudan Shalahuddin tertuang dalam ucapannya yang selalu dikenang: “Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.” 
Sumber: http://www.eramuslim.com/profil/shalahuddin-al-ayyubi-macan-perang-salib.htm#.VHw3wcngXIU

Saturday, November 1, 2014

Wakil Ketua STKIP Al Washliyah Dilantik

Beritamerdeka.co-Banda Aceh: Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al Washliyah Banda Aceh, Dr. H. A. Mufakhir Muhammad, MA, melantik para wakil Ketua untuk masa bakti 2014-2018. Sabtu (1/11) di aula Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Para wakil ketua yang dilantik adalah Yusra Jamali, S. Ag., M.Pd sebagai Wakil Ketua bidang Akademik, Dicky Wirianto, MA sebagai Wakil Ketua Bidang Administrasi umum dan keuangan, dan Hardiansyah, M. Hum sebagai Wakil Ketua bidang Kemahasiswaan dan kerjasama.

Mufakhir menyebutkan para wakil ketua yang dilantik akan melaksanakan tugas dan fungsinya untuk membantu mempercepat proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agar manajemen kepemimpinan dapat berjalan dengan baik dalam memberi pelayanan prima kepada mahasiswa.

Tradisi yang baik di STKIP perlu diteruskan, silaturrahmi dan motivasi untuk kemajuan Al Washliyah, menjalin persaudaraan, hindari pertikaian, awali dengan kebaikan dan mengakhiri dengan kemuliaan.

"Ini tradisi Al Washliyah yang perlu kita pertahankan dan terus berbakti untuk kemajuan Al Washliyah zaman berzaman" pesan Mufakhir.

Para wakil ketua akan mendukung kerja ketua dalam memberi pelayanan terbaik bagi civitas akademika, dengan tugasnya sesuai tridarma perguruan tinggi.

"Hakikat kampus adalah pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, sedangkan tugas lain, para wakil ketua akan saling berkoordinasi untuk meningkatan pelayanan  bidang akademik, kepegawaian dan kemahasiswaan" pinta Mufakhir

Sementara itu Ketua PW. Al Washliyah Aceh, yang disampaikan oleh Sekretaris Umum  Drs. Jamaluddin T. Muku, M. Si dalam arahannya menyebutkan, hari ini menjadi catatan sejarah bagi Perguruan Tinggi Al Washliyah, karena baru kali ini para wakil ketua dilantik secara terbuka.

"Pejabat yang dilantik akan segera bekerja, mengingat kampus Al Washliyah perlu segera berbenah diri dalam mengadapi era Informasi dan Teknologi (IT). Semua kampus akan melaksanakan pelayanan akademik berbasis IT, persaingan akan semakin ketat semua pihak akan lebih mudah mengawal dan memantau setiap rencana dan kemajuan kampus" sebut Jamaluddin.

Kedepan, pertanggung jawaban  kampus diarahkan berbasis IT, semua pihak dapat mengakses informasi secara digital dan itu menjadi daya tarik sekaligus nilai tawar bagi calon mahasiswa.

"Semua kampus, baik negeri maupun swasta akan bermitra untuk saling mendukung dan mendapatkan kualitas yang terbaik" tegas Jamal.

Kedepan Perguruan Tinggi Al Washliyah akan segara beralih status menjadi Universitas Al Washliyah, ini tantangan sekaligus peluang untuk menjadi yang terbaik.

"Saya menaruh harapan dibawah kepemimpinan Bapak Mufakhir dan dibantu oleh wakil ketua serta civitas akademika yang memadai, dalam waktu dua tahun kampus kita akan menjadi universitas" Imbuh Jamal.

Sementara itu Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Al Washliyah, Drs. Miswar Sulaiman, yakin dengan dukungan semua pihak kita berharap pelaksanaan tridarma akan lebih baik, elemen Al Washliyah menjadi pendukung utama untuk proses percepatan alih status. Katanya.

Sumber: http://beritamerdeka.co/pendidikan/wakil-ketua-stkip-al-washliyah-lantik

Saturday, October 4, 2014

Mufakhir Pimpin STKIP Al Washliyah

* Kampus Diharapkan Segera Normal
BANDA ACEH - Ketua Majelis Pendidikan Al-Washliyah Drs H Ismail Effendi MSi melantik Dr H A Mufakhir Muhammad MA sebagai Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al-Washliyah Banda Aceh Periode 2014-2018. Mufakhir yang terpilih secara aklamasi (calon tunggal) dalam rapat senat STKIP Al-Washliyah, Jumat (3/10), menggantikan ketua lama Prof Dr H A Hamid Sarong SH MH.
Prosesi pelantikan turut disaksikan Ketua Pengurus Wilayah, Ketua PD dan Ketua BPH Al Washliyah serta mahasiswa. Ismail Effendi dalam sambutannya mengatakan Al-Washliyah perlu melahirkan langkah strategismenyusun program prioritas untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di kampus.
“Dalam waktu yang tidak terlalu lama kita berharap persoalan kampus dapat tertangani dengan baik. Persoalan segel-menyegel sudah selesai, sekarang lanjutkan penataan kelembagaan untuk mempercepat realisasi tuntutan mahasiswa,” ujarnya.
Ismail mengharapkan ketua terpilih agar berkoordinasi dengan ketua lama untuk membicarakan hal-hal yang dianggap perlu untuk perubahan kampus ke depan. Sementara itu ketua terpilih Mufakhir Muhammad menyebutkan tugas baru yang diembannya merupakan amanah dan kepercayaan yang harus dilaksanakan sebaik mungkin.
Pergantian pucuk pimpinan STKIP Al-Washliyah juga disambut hangat mahasiswa kampus itu. Presiden Mahasiswa Agustizar meminta pimpinan baru Al-Washliyah segera memciptakan kondisi kampus yang kondusif agar kepercayaan publik dapat diperoleh kembali.
Sebelumnya, mahasiswa Al-Washliyah berdemo mendesak pimpinan kampus serius mengupayakan peningkatan status akreditasi perguruan tinggi itu. Mahasiswa juga menyegel kampus sejak Senin (22/9), hingga pada 27 September Ketua PW Al-Washliyah Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA membuka segel itu setelah menandatangani pernyataan sikap mahasiswa yang menuntut pelaksanaan wisuda ditunda. Namun, wisuda tetap berlangsung pada 28 September 2014.
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/10/04/mufakhir-pimpin-stkip-al-washliyah

Friday, October 3, 2014

Apresiasi untuk Sarjana Mendidik di Daerah Tertinggal








 
Hingga kini, program SM3T dari Kemendikbud masih bersifat temporer. Padahal program ini termasuk paling nyata untuk memenuhi kebutuhan kekurangan guru.
Liputan6.com, Jakarta Para pencetus program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) --khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan LPTK di Indonesia-- memiliki harapan besar agar program SM3T dapat dipermanenkan dan menjadi dasar untuk mengikuti pendidikan profesi guru. Apalagi pemerintahan baru di bawah Presiden Jokowi Widodo segera tiba.

Harapan tersebut disampaikan Direktur Pendidik dan Kependidikan Kemendikbud Prof Dr Supriadi Rustad MSi bersamaan dengan syukuran program SM3T yang telah berusia 3 tahun dan peserta SM3T yang telah memasuki angkatan ke-4. Ucapan terima kasih tak terhingga juga disampaikan Supriadi Rustad kepada para alumni SM3T yang hadir pada acara malam keakraban Gelar Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.

Pada acara malam keakraban tersebut, pihak Kemendikbud juga memberikan penghargaan dan apresiasi tinggi kepada para peserta, alumni SM3T, dan masyarakat Indonesia yang telah berpartisipasi dalam dunia pendidikan melalui pengiriman foto-foto dengan tema Inspirasi Mengajar Anak Indonesia yang diselenggarakan Liputan6.com.

Para pemenang lomba foto Inspirasi Mengajar Anak Indonesia berasal dari berbagai daerah dan berhak mendapatkan hadiah total Rp 20 juta. Berikut daftar para pemenangnya:
Juara 1  : Thoni Mukarrom dari Tuban
Juara 2  : Juniar Sinaga dari Riau
Juara 3  : Ahmad Fauzi dari Jakarta   
Harapan 1  : Azwar Syansuri dari Malang
Harapan 2  : Masyudi Firmansyah dari Makassa

Sumber: http://news.liputan6.com/read/2113220/apresiasi-untuk-sarjana-mendidik-di-daerah-tertinggal

Monday, September 29, 2014

34 Lulusan Al Washliyah Terancam tak Berijazah

BANDA ACEH - Sebanyak 34 dari 126 lulusan Perguruan Tinggi (PT) Al-Washliyah Banda Aceh Tahun Ajaran 2013/2014, terancam tak bisa mendapatkan ijazah. Pasalnya, ke 34 lulusan ini tidak mengikuti wisuda yang dilaksanakan kampus tersebut di Gedung Auditorium Ali Hasymi, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Minggu (28/9) kemarin.
Ketua PT Al-Washliyah Banda Aceh, Prof Dr Hamid Sarong SH MH, kepada Serambi usai wisuda mengatakan, ketidakhadiran ke 34 lulusan kampus tersebut, kemarin, disebabkan beberapa hal. Ada yang memang berhalangan hadir, ada juga yang terkait dengan aksi demo yang dilakukan sejumlah mahasiswa sejak beberapa hari lalu.
“Tidak semua lulusan ikut wisuda. Karena ada yang berhalangan hadir, ada juga yang tidak mau ikut, karena kasus demo kemarin itu. Kita tidak memaksa mereka yang tidak mau ikut wisuda,” kata Prof Hamid Sarong.
Namun, kata Guru Besar UIN Ar-Raniry ini, pihaknya hanya akan mengirimkan nama-nama lulusan yang mengikuti wisuda kepada Kopertis, untuk pengurusan ijazah. Sedangkan bagi yang tidak mengikuti wisuda, terpaksa harus menunggu wisuda pada semester depan, termasuk juga untuk mendapatkan ijazahnya.
“Yang kita kirimkan namanya ke Kopertis untuk pengurusan ijazah hanya mereka yang mau diwisuda saja. Sedangkan yang 34 orang lagi harus menunggu pada semester depan. Kemungkinan untuk ijazahnya juga seperti itu, nanti akan kita lihat kembali bagaimana prosesnya,” jelas Hamid Sarong.
Ia menyebutkan, wisuda kemarin hanya diikuti 94 lulusan. Seharusnya, wisudawan berjumlah 126 yang terdiri atas 103 lulusan Jurusan Pendidikan Geografi, 15 lulusan Jurusan Pendidikan Agama Islam, empat lulusan Jurusan Ilmu Administrasi Negara, tiga lulusan Jurusan Antropologi, dan satu lulusan Jurusan Muamalah.
Seperti diberitakan Serambi sebelumnya, sejak Senin 22/9/2014 hingga Jumat 26/9/2014, sejumlah mahasiswa Al-Washliyah melancarkan aksi dan menyegel kampus mereka. Mahasiswa tersebut mendesak pimpinan serius untuk meningkatkan status akreditasi kampus tersebut. Mereka juga sempat mengancam akan menggagalkan pelaksanaan wisuda.
Menurut mereka, wisuda tidak ada artinya bagi lulusan Al-Washliyah jika akreditasi kampus tersebut masih C. Mereka juga menuntut fasilitas kampus yang layak, serta meminta transparansi pengelolaan keuangan kampus. Aksi penyegelan kampus berakhir Jumat (26/9), setelah pada pendemo bertemu Ketua PW Al-Washliyah Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA.
Menanggapi persoalan yang terjadi di kampus tersebut sejak beberapa hari lalu, termasuk yang menuntut wisuda ditunda, Hamid Sarong sangat menyayangkan sikap mahasiswa tersebut. Baginya, sikap mahasiswa yang seperti itu hanya merugikan mahasiswa sendiri. Padahal, prosesi wisuda itu adalah sebuah momen yang sangat dinanti oleh semua mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Hamid Sarong juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh keluarga wisudawan yang hadir. Permohonan maaf itu ia sampaikan terkait insiden atau aksi demonstrasi mahasiswa hingga berujung pada penyegelan kampus.
Menurutnya, polemik yang terjadi di kampus Al-Washliyah belakangan ini merupakan pelajaran bermakna, yang harus dijadikan barometer untuk meningkatkan citra dan kualitas kampus di masa mendatang.
Sementara kepada para wisudawan, Hamid Sarong mengharapkan agar ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah, dapat digunakan untuk mengabdi kepada agama dan negara. Hamid juga meminta para lulusan Al-Washliyah bisa aktif di masyarakat dan mengabdikan diri di lembaga-lembaga pendidikan.
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/09/29/34-lulusan-al-washliyah-terancam-tak-berijazah

Saturday, September 27, 2014

Ketua PW Al Washliyah Aceh Buka Segel Kampus

SEMENTARA itu, kemarin, Ketua PW Al-Washliyah Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA membuka segel kampus tersebut, setelah menandatangani pernyataan sikap mahasiswa yang menyatakan bahwa pelaksanaan wisuda akan ditunda. Sebelumnya, sudah dilaksanakan rapat antara para pendemo dan pimpinan PW, PD dan Badan Pemantau Harian (BPH) Al-Washliyah.
Dalam rapat itu, Farid Wajdi mengatakan bahwa sebenarnya pihak PW, PD dan BPH Al-Washliyah berharap wisuda tetap dilaksanakan Minggu (28/9). Namun karena jadwalnya sudah dekat, keadaan itu mengharuskan pihak kampus menunda wisuda. “Sebenarnya kami berharap wisuda digelar, karena kalau ditunda yang rugi juga mahasiswa sendiri, bukan kami,” kata Farid di hadapan mahasiswa PT Al-Washliyah, kemarin.

Pilih ketua baru
Selain meminta wisuda ditunda, dalam rapat yang berlangsung di kampus tersebut, kemarin, para pendemo yang menemakan diri KonsorsiumMahasiwa dan Alumni Penyelamat Kampus (Kompak) Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh, juga menyampaikan kekecewaanya terhadap kepemimpinan Ketua PT Al-Washliyah Banda Aceh, Prof Dr Hamid Sarong SH MH.
Para pendemo ini meminta Ketua PW Al-Washliyah Aceh untuk segera melakukan pemilihan ketua baru untuk menggantikan Hamid Sarong yang dinilai gagal memimpin kampus tersebut. Mereka juga menyatakan wisuda baru boleh dilaksanakan setelah adanya ketua baru.
Terhadap tuntutan ini, Farid mengatakan, PW dan PD akan segera melakukan pemilihan Ketua PT Al-Washliyah yang baru. “Masalah ini sudah selesai, dan kami berharap tidak muncul masalah baru. Dalam minggu ini segera kita lakukan pemilihan ketua yang baru. Sebenarnya masa kepemimpinan ketua sekarang juga akan berakhir 4 Oktober 2014,” demikian Farid.

Wisuda Al Washliyah Tetap Dilaksanakan

* Mahasiswa Tuntut Ketua PT Mundur
BANDA ACEH - Ketua Perguruan Tinggi (PT) Al-Washliyah Banda Aceh, Prof Dr Hamid Sarong SH MH, menegaskan bahwa pihaknya akan tetap melaksanakan wisuda terhadap 126 lulusan tahun ajaran 2014/2015, pada Minggu (28/9) mendatang. Ia menegaskan, berapa pun jumlah wisudawan yang datang, wisuda akan tetal dilaksanakan.
“Kita tetap akan melakukan wisuda. Berapa yang ada itu yang kita wisuda. Kalau datang 20 orang, ya 20 orang yang kita wisudakan. Siapa yang hadir diwisuda, siapa tidak hadir, ya tidak wisuda,” tegas Hamid Sarong, kepada Serambi, Jumat (26/9) malam tadi.
Penegasan ini disampaikan Prof Hamid Sarong, terkait aksi mahasiswa kampus itu yang menuntut pelaksanaan wisuda ditunda. Ia juga mengetahui bahwa Jumat kemarin, Ketua PW Al-Washliyah Aceh, Prof Dr Farid Wadji Ibrahim MA mendandatangani pernyataan sikap mahasiswa yang meminta wisuda kampus tersebut ditunda.
Seperti diberitakan, mahasiswa PT Al-Washliyah menggelar aksi sejak Selasa, 25/9/2014, hingga Jumat (26/9). Dalam aksinya, mahasiswa mendesak pimpinan serius berupaya meningkatkan status akreditasi kampus itu. Mahasiswa menilai wisuda tidak ada artinya bagi lulusan Al-
Washliyah jika akreditasi kampus tersebut masih C. Tekait hal itu, Ketua PT Al-Washliyah Prof Hamid Sarong mengatakan, pihaknya tidak akan membatalkan pelaksanaan wisuda karena calonwisudawan dari daerah sudah tiba di Banda Aceh. Orang tua wisudawan juga sudah diundang
“Bagaimana mau ditunda lagi, saya juga tidak paham kenapa mereka memita ditunda wisuda. Ini hanya keinginan beberapa orang mahasiswa saja, bukan semua. Apa kalau ditunda wisuda berarti itu sudah berhasil kampus ini,” tandas Hamid Sarong.
Sementara terkait permintaan agar dirinya mundur dari jabatan Ketua PT Al-Washliyah Banda Aceh karena tak mampu membawa perubahan dan meningkatkan status akreditasi kampus tersebut, Prof Hamid Sarong mengatakan bahwa selama ini dirinya sudah berusaha.
“Bagaimana kita tingkatkan akreditasi, kita tidak punya dosen banyak. Dosen juga tidak semua linier dengan bidang studi. Masalah akreditasi ini bukan pekara mudah. Masalah gedung tidak bisa dibuat baru, karena kita pernah punya kasus dilarikan uang, jadi tidak ada uang lagi,” demikian pungkas Prof Hamid Sarong.

Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/09/27/wisuda-al-washliyah-tetap-dilaksanakan

Thursday, September 25, 2014

Mahasiswa Al Washliyah Segel Kampus

* Tuntut Peningkatan Status Akreditasi Kampus
* Proses Perkuliahan Terhenti Total

BANDA ACEH - Mahasiswa Al-Washliyah Banda Aceh berunjuk rasa mendesak para pimpinan kampus untuk serius mengupayakan peningkatan status akreditasi perguruan tinggi tersebut. Para mahasiswa menyegel pintu masuk kampus serta menduduki kampus hingga malam hari. Akibatnya, proses perkuliahan terhenti total.
Aksi ini dilakukan sejak Senin (22/9) lalu. Dan hingga Rabu (24/9), para pendemo yang menamakan diri Konsorsium Mahasiwa dan Alumni Penyelamat Kampus (Kompak) Perguruan Tinggi Al-Washliyah Banda Aceh, masih “menguasai” kampus yang terletak di Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh itu.
Amatan Serambi, gedung perguruan tinggi tersebut dipalang menggunakan kayu di pintu masuk. Sejumlah spanduk dan poster yang berisi tentang tuntutan para mahasiswa juga ditempel di dinding-dinding kampus. Sementara dalam aksinya, mahasiswa mengecam pimpinan kampus yang mereka anggap tidak serius mengupayakan peningkatan akreditasi kampus.
Selain menuntut peningkatan akreditasi kampus tersebut dari C minimal menjadi B, para pendemo juga menuntut hak-hak mereka, seperti penyediaan fasilitas dan gedung yang layak untuk menjalani proses belajar mengajar. Mereka juga menuntut transparansi keuangan yang dikelola oleh pihak kampus.
Agustizar, Presiden Mahasiswa (Presma) Al-Washliyah dalam aksi kemarin, meminta pimpinan kampus harus berusaha meningkatkan akreditasi kampus dari C minimal menjadi B. Ia menilai, jika ini tak dilakukan, semua lulusan Al-Washliyah terancam tak bisa melamar pekerjaan setelah kuliah.
“Mau ke mana kami setelah selesai kuliah, sekarang syarat untuk ikut PNS akreditasi kampus harus B. Kalau kami mendaftar PNS pasti berkas ditolak karena akreditasinya C. Kampus Al-Washliyah juga jangan begini terus keadaannya, gedung saja tidak layak pakai, bagimana kita mau belajar,” tandas Agustizar.
Kepada Serambi, Agus mengatakan, SPP mahasiswa di kampus ini terbilang tinggi, jumlah mahasiswa pun tiap tahunnya bertambah. Tapi jumlah SPP tidak sebanding dengan fasilitas belajar seperti gedung belajar, laborartorium, dan perpustakaan. “Satu semester SPP kami satu juta lebih, tapi kondisi kampus tidak berubah, dibawa ke mana uang itu,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Hifzir, Ketua Forum Mantan Presma Al-Washliyah. Menurutnya, sejak didirikan pada 2007 hingga kini fasilitas kampus belum ada perubahan. Selain itu, tenaga pengajar di kampus ini juga belum memenuhi standar. “Seharusnya dosen itu lulusan S2. Tapi di sini banyak dosen yang S1,” katanya.
Hifzir mengatakan, pihaknya akan terus menduduki kampus jika pimpinan, Badan Pemantau Harian (BPW), Pengurus Wilayah (PW) serta Pengurus Besar (PB) Al-Washliyah tidak mendengar aspirasi mereka. Bahkan, para pendemo berencana menggagalkan pelaksanaan wisuda yang dijadwalkan berlangsung 28 September ini.
Ketua Perguruan Tinggi Al-Washliyah, Prof Dr H Hamid Sarong SH MH yang ditanyai Serambi terkait aksi mahasiswa tersebut, mengatakan pihaknya sudah berusaha untuk meningkatkan akreditasi kampus. Namun, pengurusan ini terkendala karena pihaknya belum bisa memenuhi beberapa persyaratan yang harus disiapkan.
“Kita sudah berusaha, tapi untuk meningkatkan akreditasi kampus tidak mudah seperti yang dibayangkan,” kata Hamid, sore kemarin. Dua tahun lalu, tambahnya, akreditas C baru saja dikeluarkan untuk PT Al-Washliyah. Untuk meningkatkan akreditas ini, pihaknya perlu waktu hingga lima tahun dalam mempersiapkan berbagai keperluan untuk tujuan dimaksud.
Terkait gedung perkuliahan yang tak layak, menurut Hamid Sarong, hal ini disebabkan terkendala pada dana. Apalagi, ungkap Hamid Sarong, kampus itu baru saja mengalami masalah, yaitu ada oknum yang melarikan dana kampus, sehingga semua operasinal kampus terhambat. Namun, masalah ini sudah dilaporkan ke pihak terkait untuk diaudit.
Terkait aksi pengegelan kampus dan rencana menggagalkan pelaksanaan wisuda, Hamid mengatakan, ia akan mencoba koordinasi dengan BPH, PW dan PB Al-Washliyah. Namun ia menyayangkan sikap mahasiswa itu, karena hanya akan merugikan mahasiswa sendiri. “Semoga dalam dua hari ke depan ini ada pencerahan,” tutup Hamid.

Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/09/25/mahasiswa-al-washliyah-segel-kampus

Wednesday, September 24, 2014

Kemendikbud Bangga Atas Dedikasi Guru SM3T Mendidik Anak Negeri


Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengungkapkan kebanggaannya atas dedikasi guru SM3T dalam mendidik anak negeri di seluruh pelosok daerah terpencil di Indonesia, Kamis 18 September 2014, pada acara bertajuk Gelar Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI) "Kebangkitan Pendidikan Daerah Tertinggal" di Birawa Ballroom, Hotel Bidakara, Jakarta.

Di hadapan Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono, dan 1.500 tamu undangan, M. Nuh menyatakan bahwa program SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) merupakan salah satu solusi tepat sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam rangka mengatasi kesenjangan pendidikan di Indonesia, terutama di daerah 3T.

“Ada tiga penyakit sosial suatu bangsa yakni kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan peradaban. Pisau paling tepat untuk memotong ketiga penyakit tersebut secara bersamaan adalah pendidikan. Semua bisa diselesaikan dengan pendidikan”, ujar Mendikbud dalam sambutannya.

Menurut Menteri Nuh, para Guru SM3T merupakan pejuang pendidikan yang rela mengabdi di daerah 3T dengan berbagai tantangan yang dihadapinya, baik perbedaan budaya, agama, kendala transportasi dan tantangan-tantangan lainnya.
Sebagai bentuk penghargaan dari Kemdikbud, Menteri Nuh menyampaikan kabar gembira tentang seleksi guru PNS khusus untuk guru SM3T dan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

“Untuk alumni SM3T kami juga ingin memberi channel khusus kalau ingin melanjutkan S2 dan S3. Itu sebagai legacy dari Dirjen Dikti sebelum masa jabatan berakhir,” papar Mendikbud yang disambut tepuk tangan para peserta SM3T.

Saat tim Liputan6.com mewawancarai beberapa guru SM3T, kebanyakan dari mereka berharap pemerintah baru nanti melanjutkan program SM3T dan serius memperhatikan masa depan para guru SM3T. Karena sesungguhnya mereka sudah membaktikan dirinya untuk memajukan pendidikan dan mencerdaskan Indonesia.

Pada tahun 2014 ini program SM-3T telah memasuki tahun keempat pelaksanaannya. Dalam perjalanannya dan bergilir setiap tahun, program SM3T telah mengirimkan lebih dari 10.000 sarjana pendidikan terbaik dari seluruh Indonesia baik yang berasal dari PTN maupun PTS. Setelah mengabdi selama 1 tahun di daerah mereka kemudian mengikuti pendidikan profesi guru untuk menjadi guru profesional.

Selain program SM3T, terdapat pula Program Pendidikan Profesi (PPG), PPG Kolaboratif, ketiganya bagian dari program besar Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia (MBMI).

Untuk mengapresiasi pengabdian para guru SM3T di daerah 3T, Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggelar acara silaturahmi dengan guru SM3T dari berbagai LPTK dengan para pegiat Pendidikan tanah air.

Friday, July 11, 2014

Arkeolog: Tanoh Gayo sudah dihuni manusia 8430 tahun lalu

Takengon-LintasGayo.co : Peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Medan Sumatera Utara  kembali mengupdate data umur temuan tentang kehidupan pra sejarah Gayo di Loyang Mendale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah.
Ketut Wiradnyana di Loyang Mendale Takengon.
(LGco-Kha A Zaghlul)
Sebelumnya dinyatakan telah ada kehidupan di Loyang Mendale sekitar 7500 tahun lalu, kini dipastikan lebih tua yakni 8430 tahun yang lalu sudah ada aktivitas manusia di Loyang tersebut.
“Saya baru saja mendapat informasi dari Batan (Badan Tenaga Atom Nasional-red) jika sampel berupa tulang kaki gajah yang ditemukan disini berusia 8430 tahun lalu,” ujar Arkeolog Ketut Wiradnyana di Loyang Mendale, Jum’at 11 Juli 2014. Dijelaskan, dari analisa mereka, gajah dikomsumsi manusia saat itu selain hewan lain serta tumbuhan-tumbuhan.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga masih menunggu hasil tes DNA (deoxyribonucleic acid-red) dengan sampel tulang gigi manusia pra sejarah Loyang Mendale dan Ujung Karang dari Universitas California Santa Cruz.
Kerangka manusia pra sejarah di Loyang Ujung Karang
Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah. (LGco_Khalis)

“Memang tes DNA sudah dilakukan oleh Lembaga Eikjman Jakarta dan sudah ada hasilnya, diantaranya DNA Urang Gayo sama dengan Batak, namun ada beberapa data lagi yang ingin kita dapatkan dan pihak Eikjman meminta bantuan ke California,” terang Ketut.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, tim Arkeolog Balar Medan kembali melakukan penelitian lanjutan di Takengon karya diyakini masih banyak data Arkeologis yang belum tergali dari tempat tersebut dan tempat-tempat lain di dataran tinggi Gayo. (Khalisuddin)


Sumber: http://lintasgayo.co/2014/07/11/arkeolog-tanoh-gayo-sudah-dihuni-manusia-8430-tahun-lalu

Saturday, June 14, 2014

Leluhur Manusia Indonesia

VIVAnews – Perlu berjalan kaki tiga jam mencapai Gua Harimau di Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Dari dusun terdekat, menanjak ke bukit, melintasi anak sungai sebelum bertemu ratusan anak tangga.
Di akhir anak tangga, persis di depan sebuah gua yang menganga selebar 50 meter, terpancang sebuah plang bertuliskan, “Situs Gua Harimau. Situs ini sedang dalam penelitian Pusat Arkeologi Nasional”.

Hanya tiga meter di belakang plang ini, terdapat dua lubang galian yang dipagari kawat. Lubang galian yang terbesar berbentuk huruf L, dengan panjang lebih dari 5 meter.
Saat dilihat lebih dekat, terdapat beberapa kerangka manusia yang terbujur berjejer. Juga ada beberapa lokasi yang ditutupi dengan kotak-kotak berbungkus terpal plastik. Mereka adalah hasil ekskavasi Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional sejak 2008 lalu.

Dulu, masyarakat takut mendekati gua ini. Seperti namanya, konon tempat persembunyian harimau. Roli Chandra, juru kunci Gua Harimau, menceritakan, gua ini juga pernah jadi tempat persembunyian warga saat penjajahan Belanda.
"Gua ini bisa menembus ke Gua Putri, dengan melintasi mulut gua sekitar 45 menit sampai ke atas," ujar ayah tiga anak ini. Namun Tim Peneliti Arkenas belum melakukan ekskavasi di Gua Putri.

Sejak tim peneliti berulang kali ke gua ini, masyarakat pun mulai berani mendekat. Warga pun mulai menjadikan lahan sekitar gua untuk bercocok tanam karet dan kopi.
"Dulunya ini hanya hutan lebat. Mau membuka lahan sebagai perkebunan pun warga takut. Baru sekarang warga berani," kata pria berusia 29 tahun itu.

Gua yang terletak 300 kilometer barat daya Ibu Kota Sumatera Selatan, Palembang, ini menjadi sasaran riset arkeologi setelah pada 2008 silam ditemukan lukisan gua. Ini lukisan gua pertama ditemukan di Pulau Sumatera.
Situs Gua Harimau
Lukisan di dinding Gua Harimau. (Foto: VIVAnews/Aji YK Putra)
Motifnya pun unik, seperti songket, kain khas Sumatera Selatan. “Beberapa bulan kemudian, dilakukan penggalian dan ditemukan beberapa fosil,” kata Roli yang ikut mendampingi peneliti sejak saat itu.

Dua Lapis
Dalam 5 tahun penelitian, Arkenas menemukan 76 kerangka manusia kuno terkubur di Gua Harimau itu. Ada dua lapis tanah tempat kerangka ditemukan.
Di lapis pertama, kurang lebih 1 meter, ditemukan 72 kerangka yang terbujur. Ketika digali lebih dalam, sampai ke 1,8 meter, ditemukan empat kerangka dalam keadaan meringkuk, bukan terbujur lurus.

"Rentang usia keduanya itu antara 5.000 sampai 3.000 tahun. Kerangka bagian atas lebih muda dari kerangka yang di bawah," ujar Dyah Pratiningtyas, salah satu peneliti Arkenas, menjelaskan soal penemuan itu.

Arkenas, lanjut Dyah, masih berupaya mengetahui apakah kerangka yang lebih muda dan lebih tua ini berasal dari peradaban atau ras yang sama.
Spekulasi sementara, kerangka yang lebih tua adalah ras Austromelanesoid, sementara yang lebih muda adalah Mongoloid. Arkenas sudah mengirimkan spesimen gen mereka ke Lembaga Eijkman di Jakarta yang bisa mengekstraksi DNA.

Hasil tes DNA atas sampel kerangka itu bisa mengungkap lebih jelas tabir asal-usul kerangka individu itu.  “Saya berpikir hasil DNA itu bisa kita pakai untuk mencari relasi tersebut. Kalau yang dari Eijkman itu berhasil membaca sinyal segala macam, kira-kira mereka dari mana, apakah mereka orang lokal, apakah mereka pendatang baru kita bisa menjawab,” tambah dia.

Arkenas juga menyatakan masih ada kerangka manusia kuno yang lebih tua dari usia kerangka manusia di Gua Harimau ini. Kerangka manusia di gua dekat Gunung Sewu di selatan Yogyakarta berusia kisaran 10 ribu tahun. 
Namun temuan kerangka manusia di Gua Harimau ini memiliki keunikan dibanding temuan komunitas manusia di gua-gua Pulau Jawa, yang biasanya hanya beberapa kerangka saja.

“Kita ada yang lebih banyak lagi, seperti di Gilimanuk, Bali sampai 200 individu, tapi dia di pesisir dan terbuka (open site), tidak di dalam gua. Ini (Gua Harimau), saya pikir mungkin lebih dari 100 kalau dibuka semua,” katanya.

Gua Harimau bukan satu-satunya gua di Sumatera tempat ditemukannya kerangka manusia kuno. Di ujung utara Sumatera, tepatnya di Loyang Mendale dan Ujung Karang, Kabayakan, Aceh Tengah, pada 2011 lalu, tim arkeolog Sumatera Utara juga menemukan kerangka manusia kuno.
Usia kerangka mencapai  5.000 tahun, lebih tua dari bukti migrasi manusia kuno di Sulawesi yang dianggap sebagai awal manusia Indonesia. Temuan kerangka di situs Sulawesi berusia lebih muda, diperkirakan 3.580 tahun lalu.

Kerangka di Loyang Mendale ini ditemukan terkubur dengan posisi kaki terlipat. Di dekat kerangka, tim peneliti menemukan sejumlah artefak yang sama dengan yang ditemukan di Thailand.

Ketua Tim Arkeologi Sumatera Utara, I Ketut Wiradiyana, menyatakan, berdasarkan pemeriksaan DNA, kerangka itu diketahui berasal dari ras Mongoloid dengan budaya Austronesia. Ketut menduga adanya perpaduan budaya antara ras Mongoloid dengan budaya Austronesia yang datang dari utara dengan ras Australomelanesoid yang berbudaya Hoabin saat mendatangi kawasan tersebut.

Salah satu bukti kuat perpaduan budaya itu ada pada budaya menguburkan orang mati dengan posisi melipat atau terlihat meringkuk. Kebiasaan melipat itu, kata Ketut merupakan ciri budaya Hoabin yang kerap mendiami daerah dataran rendah, pesisir. Tradisi jenazah dilipat ini masih tampak pada sejumlah suku di Papua.

“Ini semakin menguatkan kemungkinan adanya jalur migrasi lain yang lebih tua dari pada jalur migrasi dari Sulawesi seperti yang kita kenal selama ini,” katanya. Dugaan itu makin kuat dengan temuan sejumlah kapak lonjong dan gerabah poles merah. Kedua benda itu selama ini identik dengan kawasan Indonesia bagian timur, di antaranya Sulawesi, Maluku dan Papua.

Perjalanan Panjang
Temuan itu kembali menghangatkan debat asal muasal manusia Indonesia. Teori yang tak terbantahkan adalah semua manusia (Homo sapiens) di muka bumi bernenek moyang dari Afrika atau dikenal sebagai Teori Out of Africa.
Situs Gua Harimau
Goa Harimau menjadi perhatian serius arkelog dunia. Foto: VIVAnews/Aji YK Putra

Sebelum Gunung Toba meletus sekitar 74 ribu tahun yang lalu, Homo sapiens telah tiba di Nusantara yang mana saat itu Sumatera, Jawa dan Kalimantan masih merupakan bagian dari anak benua Asia atau dikenal sebagai Sundaland.
Setelah Toba meletus, sebagian besar populasi Homo sapiens punah.

Stephen Oppenheimer, genetikawan dari Inggris, menyebutkan terjadi bottle neck populasi manusia saat itu, tersisa sedikit di Nusantara dan Afrika sendiri. Jumlahnya sekitar 10.000 orang.
Orang-orang yang tersisa di Nusantara ini yang kemudian sekitar 50.000 tahun yang lalu, kawin-mawin dengan Homo denisova, hominid yang baru 2011 ini diketahui keberadaannya. Gen Denisova ini menetap antara 4-6 persen di gen orang Melanesia yang kini menetap di Papua, Australia dan kepulauan di Pasifik.

Fakta soal Melanesia sebagai penghuni pertama Nusantara ini tidak ada perdebatan. Perdebatannya adalah, gelombang manusia berikutnya, yang berbahasa rumpun Austronesia di mana Bahasa Melayu merupakan cabang utamanya.

Teori Out of Yunan menyatakan, Austronesia ini berasal dari Yunan di China Selatan. Arkeolog I Ketut Wiradiyana, salah satu pendukung teori ini.
Dia menyatakan besar kemungkinan migrasi manusia berasal dari China bagian Selatan yang turun menuju kawasan Thailand, sebelum akhirnya menetap di sebelah barat Indonesia atau di kawasan Aceh Tengah. “Seperti yang diketahui, ras Mongoloid memang berasal dari daerah Cina bagian Selatan,” katanya.

Sementara teori Out of Taiwan menyebutkan nenek moyang penutur Austronesia ini berasal dari Formosa, nama lain dari Taiwan. Teori ini berlandaskan pada temuan kesamaan bahasa dan budaya.
Di Taiwan terdapat tiga etnik asli yang berbahasa rumpun Austronesia serta memiliki budaya tembikar dan cocok tanam yang sama. Teori ini disokong oleh arkeolog senior dari Australian National University, Peter Bellwood.

Namun peneliti lain mengungkapkan justru manusia Indonesia merupakan moyang manusia kawasan atau regional Asia Tenggara, saat paparan Sunda masih satu anak benua besar. Teori Out of Sundaland ini dipelopori genetikawan asal Inggris, Stephen Oppenheimer [Baca Wawancara dengan VIVAnews].

Oppenheimer menemukan, terjadi penyebaran drastis genetika sekitar 8.000 tahun yang lalu ke sekitar pulau-pulau di Nusantara. Kurun 8.000 tahun yang lalu ini, menurut Oppenheimer, seiring dengan akhir zaman es yang ditandai dengan tenggelamnya Sundaland.

“Bellwood berteori bahwa orang-orang datang dari Taiwan, menyebar di Indonesia dan Filipina dan membunuh semua orang di daerah itu. Saya membantah teori itu.  Sebab yang terjadi sesungguhnya adalah sebaliknya. Orang-orang Taiwan berasal dari sini,” kata Oppenheimer.

Namun kubu arkeologi belum bisa menerima argumentasi genetika ini. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Ilmu Budaya UGM, Dr. Daud Aris Tanudirjo, mengatakan mengatakan dalam konteks persebaran moyang manusia Indonesia, lebih condong dengan skema Out of Taiwan. Leluhur muncul dari Taiwan kemudian menyebar ke Kalimantan, Sulawesi dan kemudian ke Sumatera dan Jawa.

"Tapi kalau dibilang (Sundaland) sebagai lokasi persebaran saya kira kurang begitu tepat,” tuturnya. Sejumlah penemuan kerangka ras Mongoloid pun, kata Daud, belum ada yang setua yang ditemukan di Taiwan.
“Sementara ini yang saya ikuti adalah penemuan terbaru bahwa asal-usul orang Indonesia berasal dari Taiwan. Dan saya kira dengan adanya penemuan terbaru di Liang Domeh, Pulau Matsu Taiwan, semakin menguatkan jika fosil di Taiwan adalah yang tertua,” jelas dia.?

Dyah, peneliti dari Arkenas, menyatakan, untuk membangun sebuah teori arkeologi, tidak hanya butuh satu bukti artefak saja. “Perlu banyak data untuk bentuk suatu hipotesa. Kalau baru satu titik, itu baru asumsi. Belum bisa dikatakan hipotesa, dibutuhkan bukti lain untuk mendukung temuan ini,” jelasnya.
 
Peta Genetika Indonesia

Namun arkeolog membuka diri pada genetika sebagai jalan menelusuri asal-usul. Deputi Direktur Lembaga Eijkman Jakarta Herawati Sudoyo menyatakan lembaganya bekerjasama dengan Pusat Arkeologi Nasional meneliti gen kerangka manusia kuno yang ditemukan arkeolog di sejumlah tempat di Indonesia.

Peneliti mengambil sampel DNA mitokondria yang merupakan warisan dari ibu kepada anak dan kromosom Y yang diwariskan dari ayah. Menurut Herawati, penelitian menggunakan mitokondria dan kromosom Y ini memiliki kelemahan yakni sulit melihat adanya percampuran gen. Percampuran gen bisa diteliti dengan riset otosom atau riset menyeluruh atas genetika seseorang.

Meski demikian, Herawati mengatakan studi gen dari sisi mitokondria akan membuka informasi mutasi gen saat manusia bermigrasi. Hera menjelaskan perjalanan migrasi, yang berbeda lingkungan dan kehidupan, akan menambah motif gen pada manusia itu.
Jadi tak heran, kata dia, jika ditemukan adanya percampuran atau haplotipe, dari Asia daratan masuk ke Formosa dan dilanjutkan turun ke wilayah Indonesia.

Situs Gua Harimau
Arkeolog meneliti genetika untuk mengetahui asal-usul Fosil. Foto: VIVAnews/Aji YK Putra

Eijkman, kata Herawati, mengumpulkan hampir seluruh sampel genetika etnis yang ada di Indonesia. Ia mengatakan studi gen tidak akan berhenti sampai proses pemetaan. Tetap akan dilakukan untuk meneliti lebih detail dan lebih khusus tiap suku bangsa.    

Dalam peta gen orang Indonesia yang sudah terpetakan, secara ringkas tampak adanya pola migrasi manusia dari Barat ke Timur bagian Indonesia. Pola ini ditandai dengan warna tertentu. "Dari peta DNA-nya terlihat, misalnya wilayah Papua itu hijau muda, genetika sukunya kelihatan. Totally semua hijau," ujar Hera.

Sementara di belahan barat Indonesia, umumnya hijau tua. Pengecualian di wilayah Sumatera Barat, terdapat pola dua gen berbeda yaitu hijau tua dan hijau muda sekaligus.

Total, Eijkman menemukan 32 klaster genetika manusia Indonesia yang secara umum terbagi atas tiga kelompok besar. Pertama, kelompok genetika Melayu, Minang, Jawa, Kalimantan; kedua, kelompok Makassar, Sumba, Minahasa; dan ketiga, kelompok Papua dan Alor. Kemudian terdapat juga kelompok kecil yang terpisah jauh dan diperkirakan lebih tua dari dua kelompok pertama yakni Nias-Mentawai.

Pembuktian gen manusia Indonesia juga makin menantang setelah ditemukannya gen Homo denisovan, yang kerangkanya ditemukan di Siberia, Rusia, pada gen orang Melanesia yang kini menghuni Papua dan Australia.
Herawati mengakui adanya temuan gen Denosivan itu namun peneliti Eijkman sejauh ini belum menemukan hasil yang signifikan. Sejauh ini, Eijkman sudah mengonfirmasi, ada kawin-mawin Homo sapiens dengan Homo neandertal.
"Perkawinan Homo Neandertal dengan manusia biasa memang ada. Kebetulan kami tengah bekerjasama dengan peneliti yang mengerjakan Neandertal," ujar Herawati.

Pada masa depan, lanjut dia, pemetaan gen bukan saja bermanfaat untuk melacak asal-usul, namun juga untuk mendukung kesehatan masyarakat. Hera mengatakan nantinya gen dapat digunakan untuk alat prediksi kecenderungan penyakit yang berkembang pada berbagai populasi masyarakat di Indonesia.
Dia mencontohkan, penyakit turunan yang umum melanda orang Indonesia yaitu talasemia. Meski tidak menjadi pencegah sepenuhnya bagi penderita Talasemia, namun setidaknya peta gen itu bisa menjadi panduan untuk pencegahan. (ren)

Kontributor VIVA.co.id Budi Satria turut melaporkan dari Medan