BANDA ACEH - Sebanyak 34 dari 126 lulusan Perguruan Tinggi (PT)
Al-Washliyah Banda Aceh Tahun Ajaran 2013/2014, terancam tak bisa
mendapatkan ijazah. Pasalnya, ke 34 lulusan ini tidak mengikuti wisuda
yang dilaksanakan kampus tersebut di Gedung Auditorium Ali Hasymi, UIN
Ar-Raniry, Banda Aceh, Minggu (28/9) kemarin.
Ketua PT
Al-Washliyah Banda Aceh, Prof Dr Hamid Sarong SH MH, kepada Serambi usai
wisuda mengatakan, ketidakhadiran ke 34 lulusan kampus tersebut,
kemarin, disebabkan beberapa hal. Ada yang memang berhalangan hadir, ada
juga yang terkait dengan aksi demo yang dilakukan sejumlah mahasiswa
sejak beberapa hari lalu.
“Tidak semua lulusan ikut wisuda. Karena
ada yang berhalangan hadir, ada juga yang tidak mau ikut, karena kasus
demo kemarin itu. Kita tidak memaksa mereka yang tidak mau ikut wisuda,”
kata Prof Hamid Sarong.
Namun, kata Guru Besar UIN Ar-Raniry ini,
pihaknya hanya akan mengirimkan nama-nama lulusan yang mengikuti wisuda
kepada Kopertis, untuk pengurusan ijazah. Sedangkan bagi yang tidak
mengikuti wisuda, terpaksa harus menunggu wisuda pada semester depan,
termasuk juga untuk mendapatkan ijazahnya.
“Yang kita kirimkan
namanya ke Kopertis untuk pengurusan ijazah hanya mereka yang mau
diwisuda saja. Sedangkan yang 34 orang lagi harus menunggu pada semester
depan. Kemungkinan untuk ijazahnya juga seperti itu, nanti akan kita
lihat kembali bagaimana prosesnya,” jelas Hamid Sarong.
Ia
menyebutkan, wisuda kemarin hanya diikuti 94 lulusan. Seharusnya,
wisudawan berjumlah 126 yang terdiri atas 103 lulusan Jurusan Pendidikan
Geografi, 15 lulusan Jurusan Pendidikan Agama Islam, empat lulusan
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, tiga lulusan Jurusan Antropologi, dan
satu lulusan Jurusan Muamalah.
Seperti diberitakan Serambi
sebelumnya, sejak Senin 22/9/2014 hingga Jumat 26/9/2014, sejumlah
mahasiswa Al-Washliyah melancarkan aksi dan menyegel kampus mereka.
Mahasiswa tersebut mendesak pimpinan serius untuk meningkatkan status
akreditasi kampus tersebut. Mereka juga sempat mengancam akan
menggagalkan pelaksanaan wisuda.
Menurut mereka, wisuda tidak ada
artinya bagi lulusan Al-Washliyah jika akreditasi kampus tersebut masih
C. Mereka juga menuntut fasilitas kampus yang layak, serta meminta
transparansi pengelolaan keuangan kampus. Aksi penyegelan kampus
berakhir Jumat (26/9), setelah pada pendemo bertemu Ketua PW
Al-Washliyah Aceh, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA.
Menanggapi
persoalan yang terjadi di kampus tersebut sejak beberapa hari lalu,
termasuk yang menuntut wisuda ditunda, Hamid Sarong sangat menyayangkan
sikap mahasiswa tersebut. Baginya, sikap mahasiswa yang seperti itu
hanya merugikan mahasiswa sendiri. Padahal, prosesi wisuda itu adalah
sebuah momen yang sangat dinanti oleh semua mahasiswa.
Dalam
kesempatan itu, Hamid Sarong juga menyampaikan permohonan maaf kepada
seluruh keluarga wisudawan yang hadir. Permohonan maaf itu ia sampaikan
terkait insiden atau aksi demonstrasi mahasiswa hingga berujung pada
penyegelan kampus.
Menurutnya, polemik yang terjadi di kampus
Al-Washliyah belakangan ini merupakan pelajaran bermakna, yang harus
dijadikan barometer untuk meningkatkan citra dan kualitas kampus di masa
mendatang.
Sementara kepada para wisudawan, Hamid Sarong
mengharapkan agar ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama duduk di
bangku kuliah, dapat digunakan untuk mengabdi kepada agama dan negara.
Hamid juga meminta para lulusan Al-Washliyah bisa aktif di masyarakat
dan mengabdikan diri di lembaga-lembaga pendidikan.
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2014/09/29/34-lulusan-al-washliyah-terancam-tak-berijazah
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih,
Silakan Menikmati Blog Sederhana Kami Ini.
Jangan Lupa Beri Komentar Baik Saran maupun Kritik
Salam Pendidikan!